Featured Posts

Cash-Out Refinance For many, their homes are just not dwellings that protect them against rain, sun, and wind. But they are piggy banks, which can be used to raise some urgent money, even if the home still lays collateral...

Read more

Palm’s latest model, new handheld in a long time. Palm’s latest model, the TX, is its most ambitious new handheld in a long time. This isn’t because it’s full of cutting-edge features. It certainly is not. However, very few mid-range models have...

Read more

An image in a post Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Quisque sed felis. Aliquam sit amet felis. Mauris semper, velit semper laoreet dictum, quam diam dictum urna, nec placerat elit nisl in quam. Etiam...

Read more

Home Purchase Loan We all dream to own a home, at some point in our lives. In fact, this is a major driving force or one of the goals we have ahead while working day and night and saving a good share of the earnings every...

Read more

Rabu, 22 September 2010

करना Allah

Segala puji bagi Allah, Tuhan yang maha satu, yang maha gagah, yang maha perkasa, maha memberi ampunan, yang kuasa mengubah perkara, yang mampu membolak-balikkan hati, yang menguasai takdir susah & senang, yang maha memberi pelajaran & hikmah.

Dialah yang membukakan pandangan hati orang yang dicintai-Nya, maka dijadikanlah mereka bersifat zuhud, sabar & ridlo terhadap seluruh peristiwa yang baik maupun buruk, sesungguhnya semua kejadian yang menimpa adalah merupakan takdir ketetapan Allah yang merupakan salah satu rukun iman yang wajib kita imani (jika kamu bersabar ketetapan Allah tetap berjalan dan kamu akan mendapatkan pahala, tetapi jika mendedam mendengki,maka ketetapan Allah tetap terjadi dan kamu mendapat dosa dan kesusahan). Mereka bersungguh-sungguh mencari keridloan Allah, menjauhi larangan Allah, bersungguh-sungguh menaati Allah serta selalu bersyukur bertasbih dan memuji Allah saat berbaring duduk berdiri dan berjalan hingga hati mereka bersih tulus bersinar dan dipenuhi cahaya cinta Ilahi.

Adalah sebuah awal yang indah dan bersih sebagai fitrah pada mulanya makhluk yang namanya manusia diciptakan kemudian Allah mengilhamkan manusia dengan dua jalan yaitu jalan fujur (rusak, sesat & durhaka) dan jalan taqwa. Manusia adalah makhluk yang lemah mudah lupa, tergesa-gesa lagi mudah putus asa dan kemudian Allah memberikan rahmat untuk mengampuni dosa dan kesalahan hamba-Nya, menunjuki jalan keluar serta memudahkan perbaikan hamba-Nya bagi yang sungguh-sungguh bertaubat bertaqwa dan bertawakal. Semua manusia memiliki kekurangan & kesalahan maka bersabar atas apa yang menimpa adalah sebaik-baik perkara, bersyukur terhadap apa yang ada adalah akhlak mulia, memaafkan kesalahan orang adalah amat dicintai disisi Allah.

Bersyukur itu membutuhkan ketabahan ingatlah selalu ni’mat yang telah diberikan Allah kepada kita seperti anggota tubuh yang lengkap, kesehatan, hidayah iman, anak-anak kita, dan banyak kemudahan serta rizki yang telah diberikan niscaya kita mudah bersyukur, bersabar terhadap apa yang menimpa, dan mudah memaafkan kesalahan orang.

Ketika Al-Hasan dan Al-Husein jatuh sakit, Fatimah binti Muhammad s.a.w. dan suaminya Ali bin Abitholib bernazar untuk puasa tiga hari. Pada saat melaksanakan puasa tersebut, tahulah Fatimah bahwa dirumah tidak ada makanan buat berbuka. Ali suaminya mengambil bulu domba dari seorang yahudi untuk dipintal dngan upah tiga gantang gandum. Hari pertama Fatimah menyelesaikan sepertiga pekerjaannya dan ia memperoleh satu gantang gandum lalu dimasak menjadi lima potong roti.

Tepat ketika mau berbuka, seorang miskin berdiri dipintu rumah,’Wahai keluarga Muhammad, aku ini orang Islam yang miskin, berilah makan padaku, semoga Allah menjamu kalian kelak dengan hidangan surga.’

Fatimapun menyerahkan makanan dan menghabiskan malam bersama keluarganya dalam keadaan lapar. Pada hari kedua dan ketiga terjadi lagi peristiwa yang sama hanya kali ini yang muncul minta tolong adalah tawanan muslim dan anak yatim. Sudah tiga hari tiga malam keluarga ini hanya kemasukan air dan mereka jalani dengan penuh rasa syukur dan ridlo terhadap ketetapan Rabb pemeliharanya.

Ketika Ali membawa Al-Hasan dan Al-Husein menemui Rasulullah SAW. Nabi melihat kedua cucunya gemetar karena kelaparan, seperti dua ekor burung kecil yang basah gemetar kedinginan. ’” Hai Abul Hasan’” rasul menyapa Ali ,’Aku sedih sekali melihat kalian, marilah kita temui Fatimah”’ karena saat itu Rasulullah pun tidak ada makanan padanya. Nabi SAW pun menemui Fatimah di mushala rumah Fatimah yang keadaannya kurus kering matanya cekung. Nabi segera memeluk putri kesayangannya seraya berdo’a ,” Ya Allah tolonglah keluarga Muhammad yang hampir kelaparan ini,”

Waktu itu turunlah firman Allah surat Al Insan ayat 5-12 bahwa Allah kelak akan menjamu mereka di surga. Maka legalah mereka semua kemudian tersungkur sujud memuji Tuhannya.

Mereka penuhi nazar takut akan datangnya hari yang azabnya sangat pedih. Mereka memberikan makanan yang sangat mereka butuhkan bukan sekedar sisa kelebihan keluarga kepada orang miskin yatim dan tawanan seraya berkata ,” Kami berikan kalian makanan hanya karena mengharap ridha Allah SWT, Kami tidak mengharap balasan dari kalian, tidak pula ucapan terimakasih”. Maka Allah meridhai mereka sekeluarga amin.

Sungguh keluarga kita belum pernah mengalami penderitaan seperti diatas tetapi sudah banyak mengeluh, menggerutu dalam menuntut suatu kebahagiaan dunia. Maka ni’mat Tuhanmu yang manakah yang akan kau ingkari lihatlah pelajaran dari Rabb dalam surat Ar-Rahman.

Kebiasaan buruk, amarah dendam hasad dengki, kedurhakaan dan kelalaian berdzikir kepada Allah akan menyebabkan banyak kesempitan dalam dada kita, ketidaknyamanan hidup, hidayah menipis, cara pandang tidak benar, kebenaran tertutup, hati rusak, waktu terbuang sia-sia, hati jauh dari Allah, doa tidak didengar, hati mengeras, jauh dari barokah, keluarga menjadi tidak sakinah dan dijauhkan dari rahmat, anak cucu semakin jauh dari hidayah, kehidupan menjadi sengsara, perasaan perih terus menghimpit kita. Sedangkan hal-hal yang merupakan kebalikan dari itu semua terlahir dari ketaatan dan ketabahan, bersabar dan selalu memohon ampunan Allah.

Sedangkan dampak dari istighfar dalam mengusir keresahan, kegundahan dan kesempitan akan dapat kita rasakan dengan sejuk dan ni’mat manakala diikuti dengan perbaikan perilaku hasanah memaafkan kesalahan orang lain dan membalas keburukan dengan kebaikan yang semata-mata ditujukan kepada Allah semata tanpa pamrih. Kedurhakaan, prasangka buruk, kema’siatan akan merusak pikiran kita yang lurus dan menjadikan kesulitan dalam hidup kita. Cara yang paling ampuh untuk mengurangi beban pikiran itu hanyalah BERSYUKUR, BERSHABAR, TAUBAT DAN PERBANYAK ISTIGHFAR.

Terhadap kaum wanita Allah memerintahkan kepada kita :

(Dan, bergaullah dengan mereka secara patut) (QS. An-Nisa:19)

(Dan, Dia menjadikan diantara kamu rasa kasih sayang) (QS. Ar-Rum:21)

Rasulullah bersabda ,”Perlakukanlah kaum wanita itu dengan baik, sebab mereka adalah yang membantu kalian”

Dalam Hadits yang lain rasul bersabda ,”Orang yang paling baik diantara kalian adalah yang paling baik bagi keluarganya, dan aku adalah orang yang paling baik terhadap keluargaku”.

Rumah yang paling baik adalah rumah yang dibangun diatas rasa saling mencintai, bukankah dulu pada awalnya rumahtangga bapak dibangun atas rasa cinta? Dan hasilnya bahagia, adapun sekarang ada masalah itulah sebagai suratan taqdir dan ujian bagi kita semua. Menyelesaikan masalah dengan landasan cinta kebersamaan dan ketaatan insya Allah akan membawa keberkahan bagi semua, cobalah untuk memulai dari awal lagi. Lupakan semua keburukan dan lihatlah hal yang baik yang dipunyai pasangan kita.

Banyaknya masalah masalah yang berujung perpisahan suami istri semuanya muncul dan berawal dari kesalahan & kealpaan dalam berdzikir bertadabur Al-Qur’an dan ketaatan dalam menjalankan syari’at Allah & rasul. Dan siapakah yang paling bertanggung jawab terhadap kerapuhan 7 kealpaan keluarga? Suami dan istri berperan andil dalam kerusakan yang ada an tentunya nahkoda keluarga memiliki tanggungjawab terbesar. Selagi Allah masih memberikan kesempatan kepada kita untuk bertaubat dan memperbaiki keadaan maka bersegera melakukan perbaikan adalah hal yang wajib diutamakan sebelum maut menjemput.

Kita adalah manusia yang bisa marah, bisa bersikap keras, bisa lemah dan bisa salah. Yang harus kita lakukan adalah menanamkan konsep relativitas didalam mencari keseimbangan hubungan suami istri, saling memaklumi kekurangan pasangan dan lihatlah kebaikan yang ada padanya, agar bisa menjalani kehidupan yang sangat singkat ini dengan damai dan berkah.

Berikan tanggapan yang baik dan tulus serta berikan kesempatan pada pasangan untuk bertobat pada pasangan yang berlaku dholim insyaAllah akan mendatangkan manfaat yang baik dunia dan akhirat bagi kita dan pasangan kita. Tanda kebahagiaannya adalah ketika pelaku kedholiman menyadari dosa & aib yang ada pada dirinya. Maka pasangan yang berlaku kedholiman akan terfokus bagaimana cara melebur dosa, dan melakukan perbaikan terhadap kerusakan yang terjadi. Apabila dia bersungguh-sungguh, tentulah Allah akan membantunya dan menjaganya. Sungguh keluarga yang demikian akan bahagia dan rahmat keberkahan akan terlimpah kepada seluruh anggota keluarga, insyaallah, namun demikian taufiq hidayah tetap ditangan Allah semata. Dan bukan sembarang orang yang bisa mendapat keberuntungan seperti itu, bukan sembarang orang bisa mengetahui dan mampu melakukannya, semoga bapak dan ibu mau mencoba melakukan perubahan yang baik ditunjuki dan mendapat pertolongan Allah dalam urusan AGAMA DUNIA dan AKHIRAT AMIN.

Maha suci Dzat yang maha mengampuni walau kita berbuat salah, dan tetap mengampuni walau hamba selalu berlaku salah, selama hamba tidak mempersekutukan Allah dan mau memohon ampunannya serta mau memperbaiki diri.

Wallahu a’lam bissawwab mohon maaf atas segala kekhilafan, pertolongan datangnya dari Allah dan kemenangan itu dekat bagi orang yang bertaqwa dan bertawakal kepada Allah.

Salam hormat dan sayang kami kepada seluruh keluarga muslim di seluruh bumi Allah SWT. Semoga kita semua selalu berada dalam lindungan, ampunan, hidayah, rahmat dan keberkahan.
Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO

Allah Mengilhamkan Jalan Fujur dan Taqwa

Fir’aun itu sukses dalam pembangunan fisik tetapi dia terkutuk dan hancur karena kesombongannya serta ditenggelamkan di lautan, demikian pula Qorun sukses secara ekonomi tetapi dia binasa karena kesombongan dan kekikirannya hingga dia ditenggelamkan ke dalam bumi beserta harta bendanya. Qur’an dan sunah rasul menuntun manusia untuk meraih sukses yang hakiki tanpa mengandung mudharat sedikitpun bahkan diliputi rahmat dan keberkahan. Urusan terpenting kita adalah menjadi manusia yang menjalani kehidupan berpedoman kepada Qur’an dan sunah, dan itu semua dapat hanya dengan bekal keilmuan dan kefahaman. Anak-anak pinggiranpun memiliki haq untuk menempuh jalan ini.



“dan (ingatlah)ketika tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman) : ‘Bukankah Aku ini Tuhanmu?’ mereka menjawab:’benar (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi’. (kami lakukan yang demikian itu) agar dihari kiamat kamu tidak mengatakan: ‘Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)’. (QS.7:172).

“...Kehidupan dunia telah telah menipu mereka. Dan mereka menjadi saksi atas diri mereka sendiri bahwa mereka adalah orang-orang kafir.”(QS.8:130)

“(Allah bersumpah dengan ciptaannya)dan demi jiwa serta penyempurnaan ciptaannya. Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu jalan kefasikan kedurhakaan dan jalan ketaqwaannya. Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu. Dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya”. (QS.91:7-10)

Sebelum roh ditiupkan kedalam setiap tubuh manusia maka Allah telah membekali keilmuan untuk mengenal tuhannya. Setelah jiwa itu menyaksikan bahwa Allah adalah satu-satunya tuhan maka kemudian jiwa ditiupkan kedalam janin ketika berusia empat bulan di dalam rahim ibu. Sehingga semua manusia dilahirkan dalam keadan suci, sebagai fitrahnya semua jiwa bertauhid menyembah Allah saja. Kemudian manusia menjalani kehidupan dunia disertai dengan hawa nafsu dan musuh besarnya yaitu syaithon yang selalu mengajak kejalan kemungkaran. Ada manusia yang tetap istiqomah dijalan yang diridloi Allah SWT dan ada pula yang mengikuti langkah syaithon menuju kepada kebinasaan abadi, mereka tertipu oleh kehidupan dunia. Allah menurunkan rahmatNya kepada semesta alam dengan menurunkan Al Qur’an sebagai petunjuk menuju kemuliaan dan mengutus nabiyullah Muhammad saw sebagai panutan sauri tauladan sehingga manusia tidak terjerumus kedalam kesulitan dan kesengsaraan.

Allah mengilhamkan manusia dengan dua jalan yaitu jalan fujur (rusak, sesat & durhaka) dan jalan taqwa. Manusia adalah makhluk yang lemah mudah lupa, tergesa-gesa lagi mudah putus asa dan kemudian Allah memberikan rahmat untuk mengampuni dosa dan kesalahan hamba-Nya, menunjuki jalan keluar serta memudahkan perbaikan hamba-Nya bagi yang sungguh-sungguh bertaubat bertaqwa dan bertawakal. Semua manusia memiliki kekurangan & kesalahan maka bersabar atas apa yang menimpa adalah sebaik-baik perkara, bersyukur terhadap apa yang ada adalah akhlak mulia, memaafkan kesalahan orang adalah amat dicintai disisi Allah.

Semua orang memiliki potensi untuk meraih kesuksesan dan menjadi manusia yang baik. Sukses dan baik bukanlah diukur menurut persangkaan hawa nafsu tetapi sukses dan baik itu diukur menurut kadar yang haq yaitu kitabullah dan sunah rasul. Fir’aun itu sukses dalam pembangunan fisik tetapi dia terkutuk dan hancur karena kesombongannya serta ditenggelamkan di lautan, demikian pula Qorun sukses secara ekonomi tetapi dia binasa karena kesombongan dan kekikirannya hingga dia ditenggelamkan ke dalam bumi beserta harta bendanya. Qur’an dan sunah rasul menuntun manusia untuk meraih sukses yang hakiki tanpa mengandung mudharat sedikitpun bahkan diliputi rahmat dan keberkahan. Urusan terpenting kita adalah menjadi manusia yang menjalani kehidupan berpedoman kepada Qur’an dan sunah, dan itu semua dapat terwujud hanya dengan bekal keilmuan dan kefahaman. Anak-anak pinggiranpun memiliki haq untuk menempuh jalan ini.

Allah selalu menolong hambaNya selama dia mau menolong saudaranya. Apabila membantu pendidikan anak pinggiran sehingga mereka bisa menjadi hamba Allah yang sholeh dan bermanfaat maka kita telah menolong diri kita sendiri dari kesulitan yang teramat besar. Kesesatan diawali dari kebodohan, kemudian kebodohan itu mendorong manusia untuk sombong, tidak mengenal akhlak yang mulia, berlaku mungkar dan membuat kerusakan di muka bumi serta orang yang bodoh mudah sekali tertipu oleh ajakan syaithon. Maka sesungguhnya kebodohan itu adalah musuh besar orang-orang yang beriman dan harus diperangi bersama-sama secara terorganisir. Sebagaimana Allah mencintai orang-orang yang berjuang di jalan Allah secara teratur tertata dalam barisan rapi seakan-akan seperti bangunan yang rapi dan kokoh. Berhimpun bersama untuk memikirkan pendidikan anak pinggiran adalah salah satu kesempatan untuk berada dalam barisan perjuangan di jalan kebaikan. semoga mendatangkan keberkahan bagi kita semua, Wallahu a'lam bissawwab.
Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO

Manusia Pilihan

Malam itu kebetulan ia pulang agak larut. Beberapa kali ia mengetuk pintu tapi tidak juga dibukakan. Akhirnya ia merebahkan tubuh di depan pintu berselimutkan udara malam. Menjelang Subuh, ia terjaga saat istrinya membuka pintu. Apakah ia kemudian memarahi sang istri yang membiarkannya semalam kedinginan?Ternyata tidak, justru ia minta maaf atas keterlambatannya.

Kecantikan istrinya, bukanlah penyebab ia tidak marah. Ia memang dikenal sebagai lelaki yang menghormati kaum Hawa. Baginya karakteristik fisik dan psikis mereka yang lemah adalah untuk dilindungi bukan untuk ditindas dan dilecehkan.

Laki-laki tampan itu lahir dalam keadaan yatim. Pada usia enam tahun, keprihatinannya semakin lengkap setelah sang ibu tercinta wafat. Kelembutan hati yang terlatih sejak belia mengantarkannya sebagai sosok yang datang sebagai pembebas kaum lemah. Ia juga berhasil membebaskan umat manusia dari paganisme seperti yang dialami masyarakat jahiliyah kuno dan andai kita benar-benar mengikuti ajarannya, niscaya juga terbebas dari budaya jahiliyah modern yang menuhankan akal dan materi.

Ia adalah seorang panglima perang yang amat disegani teman maupun lawan. Namun kedudukan tinggi tidak menjadikannya melupakan posisinya sebagai seorang ayah dan suami yang dinanti kasih sayangnya. Kecintaan terhadap buah hati juga tidak menghalanginya menegakkan keadilan.

Kalau kebetulan Anda berbeda keyakinan atau agama dengannya, Anda tidak perlu merasa cemas. Agamanya amatlah toleran sehingga Anda dapat hidup dengan aman tanpa sedikitpun teror mengancam. Adapun belakangan para pengikutnya yang bersikap lain mungkin karena kurang mengenal panutan mereka yang mulia ini.

Demikian pula bagi Anda yang belum lama memeluk agamanya, atau belum bisa secara kaffah dalam mengamalkan ajarannya. Ia tidak gegabah mengklaim Anda telah keluar dari agamanya. Karena hal tersebut adalah urusan Anda dengan Allah. Selama Anda mengikrarkan bahwa Allah sebagai satu-satuya tuhan yang berhak untuk disembah dan ia sebagai utusanNya, maka jiwa, harta, dan kehormatan Anda telah terjamin.

Anda tentu sudah dapat siapa yang sedang kita rasani dalam tulisan ini. Beliau tak lain dan tak bukan adalah Baginda Muhammad SAW. Nabi yang kebetulan bulan ini kita peringati kelahiran sekaligus mangkatnya. Sebagaimana tahun-tahun sebelumnya di bulan Rabiul Awwal berbagai kemasan acara kita gelar untuk memperingatinya. Pengajian, sholawatan, pembacaan maulud maupun sirahnya, dan berbagai macam acara lain. Akan tetapi dapat kita lihat pula seolah semua itu hanyalah rutinitas yang hanya begitu-begitu saja.

Ketika kita mendengar pembacaan kisah beliau, kita mungkin akan terkagum-kagum, terharu dan seolah semangat keberagamaan kita meningkat saat itu juga . Akan tetapi seringnya hal itu tidak berlangsung lama, Orang Jawa mengistilahkannya “bungentuwo “, mlebu kuping tengen metu kuping kiwa (masuk telinga kanan langsung keluar lewat telinga kiri )tanpa mampir dan membekas dihati.

Sering pula kita mendengar saudara kita atau bahkan kita sendiri ketika dianjurkan untuk mencontoh akhlak beliau yang mulia kita berdalih, “Lho, saya kan bukan nabi , manusia pilihan yang maksum terjaga dari dosa.” Dan kemudian ketika dialihkan kepada keteladanan para sahabat masih ada saja jawaban, “Mereka kan pernah hidup pada masa Nabi, ibarat air gunung yang jernih karena masih dekat dengan mata air, sedangkan kita sudah begitu jauh dari mata air, sehingga wajar kalau keruh.”

Begitulah kita ada saja dalih yang kita sampaikan. Kita sering lupa bahwa nabi yang terjaga dari dosa begitu bersemangat dalam menegakkan malam-malamnya , mengisi dengan ibadah hingga kakinya bengkak. Penderitaan kita sangatlah berat bagi beliau, hingga beliau berderai airmata karenanya. Beliau adalah manusia yang membutuhkan tidur, namun ketika bangun tidur tampaklah bekas tikar kasar pada kulitnya. Beliau terbiasa tidak makan selama tiga hari. Beliau mengganjal perut dengan batu untuk menghilangkan lapar. Jadi beliau memanglah manusia yang diciptakan untuk dicontoh bukan sekedar dongeng ataupun kebanggaan umat. Kalaupun kita merasa bagai air yang sudah amat keruh karena begitu jauh jarak kita dengan Sang mata air, tidakkah kita merindukan dan mengupayakan kejernihan? Billahit Taufik Wal Hidayah

sumber:harian jogja
Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO

Etika surgawi

Di dalam bahasa Alkitab, etika surgawi disebut juga sebagai tahbisan dan itu merupakan suatu aturan etika yang berlakunya ditetapkan dan diresmikan oleh Allah. Ada yang disebut sebagai tahbisan nikah surgawi yaitu suatu etika dalam hubungan nikah dan kekeluargaan menurut aturan Allah.

Di zaman ini banyak keluarga-keluarga Kristen yang hidup menyimpang dari etika surgawi, sehingga menimbulkan banyak masalah. Tanpa etika surgawi keluarga akan kacau, tidak memiliki tatanan, tanpa hirarki dan akibatnya suasana akan menjadi panas.

Ingatlah pada nas berikut Hai isteri tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan, karena suami adalah kepala isteri, sama seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh. Karena itu sebagaimana jemaat tunduk kepada Kristus demikian jugalah isteri kepada suami dalam segala sesuatu. ( Efesus 5; 22-24 )

Dalam hidup nikah surgawi, Allah telah meresmikan dan menetapkan suatu hirarki supaya tercipta ketertiban. Keluarga adalah suatu cermin kecil dari suatu pemerintahan besar. Oleh
karenanya, keluarga yang hidup dalam etika dan tahbisan yang benar menurut pola surgawi adalah cermin dari Kerajaan Allah.

Seperti tertulis dalam Efesus 5, maka seorang suami bagi istri, dan bapak bagi anak- anak adalah seorang raja dalam suatu kerajaan kecil yang disebut keluarga. Kemudian istri, orang terdekat dari suami adalah permaisuri bagi raja.

Kemudian anggota-anggota keluarga yang lain adalah pejabat-pejabat yang masing-masing memiliki tugas dan hak tersendiri. Tuhan menghendaki supaya ada ciri dan teladan Kerajaan Surga. Allah menghendaki keluarga-keluarga Kristen menjadi miniatur dari Kerajaan Surga. Keluarga menjadi Surga Kecilyang turun ke bumi seperti doa Tuhan Yesus.

Agar kerajaan keluarga bercirikan Kerajaan Surga maka harus ada hirarki dan etika berkeluarga. Seorang bapak atau suami adalah Sang Raja yang patut untuk dilayani, dihormati. Namun dalam kedudukan ini dia juga memikul tanggung jawab yang berat untuk keselamatan segenap anggota keluarga. Mampu menjadi pelindung dan pengayom bagi keluarga. Inilah posisi sebagai suami menurut Efesus 5; 22-33.

Dalam keluarga ada pula istri yang berkedudukan sebagai permaisuri. Dia juga memiliki hak dan tanggung jawab khusus sebagai seorang permaisuri yang tidak bisa digantikan oleh orang lain.

Etika kurang tepat Oleh karena muslihat Iblis,zaman sekarang banyak keluarga yang hidup tanpa tahbisan atau etika. Hidup berkeluarga tidak menurut hierarki dan etika Alkitab. Akhirnya keluarga rusak dan kacau bagaikan suasananeraka. Ini semua akibat dari posisi- posisi jabatan/tahbisan yang ditentukan Allah dikacaukan dan dilanggar.

Misalnya seorang istri yang mengambil tempatnya suami. Mungkin dalam penglihatan sepintas, keluarga semacam ini berjalan juga. Namun di balik itu sesungguhnya keluarga itu mengalami kegagalan, karena berjalan tidak sebagaimana mestinya.

Salah satu sisi negatif dari penjungkirbalikkan tahbisan ini adalah timbulnya kejahatan-kejahatan. Bila direnungkan ternyata sangat banyak kejahatan yang terjadi karena kesalahan tahbisan.
Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO

Memaknai Cobaan Hidup

Hakikat kehidupan adalah medan ujian dan cobaan untuk membuktikan kualitas amal manusia di hadapan Tuhannya. Ini merupakan ketentuan yang berlaku sepanjang kehidupan dunia berlangsung. Perhatikanlah firman Allah SWT berikut ini:

"Allah yang telah menciptakan kematian dan kehidupan untuk menguji kamu, siapa yang paling baik amalnya?" (QS. al-Mulk/67:2)

"Dan sungguh, Kami akan berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar. (Yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan "innaa lillaahi wa innaa ilaihi rooji’uun" (sesungguhnya kami adalah milik Allah dan sesungguhnya kami pasti akan kembali kepadaNya)." (Qs. al-Baqarah/2:155-156)

Kesadaran akan hakikat dunia sebagai medan ujian pembuktian amal manusia di hadapan Allah SWT dan bahwa cobaan hidup adalah ketentuanNya yang pasti Dia berlakukan kepada hamba-hambaNya, penting kita miliki sehingga mampu menghadapi semua cobaan itu dengan kesabaran. Adakalanya cobaan tersebut berupa kejadian yang menyakitkan dan penderitaan, namun tidak jarang cobaan itu juga berupa hal-hal yang secara umum difahami sebagai sesuatu yang menyenangkan dan membahagiakan. Nabi Sulaiman adalah tipe manusia yang diberi cobaan hidup berupa kekayaan dan kekuasaan dan sukses menyikapinya dengan kualitas amal terbaik sebagai hamba Allah : bersyukur!

"Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak di hadapannya, ia pun berkata, 'Ini adalah karunia Tuhanku untuk mencoba aku, apakah aku bersyukur atau malah mengingkari nikmatNya? Dan barangsiapa yang bersyukur, maka sesungguhnya ia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia’." (QS. an-Naml/27:40)

Sikap yang berbeda tampak pada Qarun yang juga mendapatkan cobaan berupa kekayaan. Ia merasa mampu melakukan segalanya dengan hartanya dan menolak perintah Tuhannya. Ia rendahkan manusia karena merasa mulia dengan kekayaannya. Ibadah ia tinggalkan, peringatan kebaikan ia abaikan. Harta telah membutakan mata hatinya.

Tanpa disadarinya, harta telah dipertuhankannya. Ya, ia telah menjadi hamba harta, bukan hamba Tuhannya, Allah SWT. Maka Allah SWT menghinakannya. Ia ditelan bumi hingga binasa bersama tumpukan hartanya. Simaklah kisah Qarun ini dalam al-Qur’an surat al-Qashash ayat 76 sampai 84.

Model manusia lain yang juga diungkap oleh al-Qur’an adalah Fir’aun. Ia mewakili model manusia yang diberi cobaan berupa kekuasaan yang tinggi, namun kesombongan lah yang lebih mengemuka hingga ia pun binasa karenanya.

Allah SWT menenggelamkannya ke dalam samudera. Musnah sudah kekuasaannya yang tidak seberapa dibanding kekuasaanNya. Perhatikan kisah kejatuhan Fir’aun dari kekuasaannya akibat kesombongannya sendiri dalam surat al-Qashash ayat 38 sampai 42 dan surat Yunus ayat 90 sampai 92.

Makna Cobaan Hidup
Bukan peristiwa yang menentukan kualitas kemanusiaan kita di hadapan Allah SWT, namun kemampuan memaknainya secara positif dan menindaklanjutinya dengan ketaatan kepadaNya-lah yang akan menentukannya. Pemaknaan yang positif akan membuahkan sikap dan perilaku yang positif, begitu pula sebaliknya, pemaknaan secara negatif terhadap berbagai peristiwa hanya akan melahirkan sikap dan perilaku yang negatif pula.

Sebuah keberuntungan jika kita mampu memaknai setiap peristiwa dan kejadian secara positif, dan hanya kerugian saja jika sudut pandang negatif semata yang kita gunakan untuk memaknainya. Pemaknaan positif akan mengajarkan kita untuk melihat berbagai kesulitan hidup sebagai tantangan dan peluang untuk memperoleh kemuliaan.

Sedangkan pemaknaan yang negatif akan mengajarkan kita untuk melihat beragam kesulitan hidup tersebut sebagai kesialan dan kegagalan hingga menenggelamkan kita dalam kehinaan. Menarik sekali komentar yang dikemukakan oleh Asy-Syahid Sayyid Quthb rahimahullah tatkala menafsirkan ayat 155-156 surat al-Baqarah dalam kitab Tafsirnya Fii Zhilaalil Qur’aan:

"...Semakin berat ujian dan pengorbanan akan semakin meninggikan nilai akidah keyakinan dalam hati dan jiwa penganutnya. Bahkan makin besar penderitaan dan pengorbanan yang diminta oleh suatu akidah, bertambah berat juga seseorang untuk berkhianat atau meninggalkannya. Yang terpenting dari pelajaran di atas adalah kembalinya kita mengingat Allah ketika menghadapi segala keraguan dan kegoncangan, serta berusaha mengosongkan hati dari segala hal kecuali ditujukan semata kepada Allah. Kemudian, agar terbuka hati kita bahwa tidak ada kekuatan kecuali kekuatan Allah, tidak ada daya kecuali daya Allah, dan tidak ada keinginan kecuali keinginan mengabdi kepada Allah. Ketika itu, akan bertemulah ruh dengan sebuah hakikat yang menjadi landasan tegaknya tashawwur (pandangan) yang benar."

Uraian di atas saya kira cukup menjelaskan bahwa berbagai cobaan hidup sesungguhnya akan mengajarkan kita banyak hal, betapa kekuasaan Allah SWT mutlak sehingga manusia terbebas dari penyakit kesombongan yang akan membinasakan dirinya, bersandar semata kepada Allah SWT dan tidak kepada dunia yang sesungguhnya begitu lemah dan pasti akan musnah.

Cobaan hidup juga menjadikan kita mengoreksi perbuatan yang telah kita lakukan sehingga kita bisa memperbaikinya, menyadarkan kesalahan yang telah kita lakukan sehingga kita kembali ke jalan hidup yang benar, cobaan hidup juga akan menempa jiwa dan hati kita sehingga keimanan di dalamnya semakin kokoh yang memampukan kita untuk bersabar menghadapi segala tantangan kehidupan yang menghadang hingga meningkat kualitas kemanusiaan dan penghambaan diri kita dihadapan Allah SWT.

Walloohu a’lam bishshowwaab
sumber:harian jogja
Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO

Menjaga Kesucian Diri

“Sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan diri. Dan Sungguh rugi orang yang mengotorinya” (Asy-Syams: 9 – 10).

Sangat Sering kita menyaksikan berita korupsi yang tayang di televisi maupun dimuat dalam surat kabar. Mungkin saat ini sudah menjadi rutinitas kita setiap hari. Terutama penikmat berita. Berbagai kejahatan korupsi dikupas dan dibahas diberbagai berita. Dari yang jutaaan hingga puluhan milyar. Dari yang kecil – kecilan hingga bergelar mega korupsi. Silih berganti terjadi setiap hari, hingga kita pun semakin biasa menyaksikannya. Semakin tidak sensitif.

Korupsi tak lain adalah pencurian atau perampokan. Namun terkesan tak bernilai sebuah kejahatan dan lebih bisa “dimaklumi”. Makanya tak heran, kita melihat pencuri dompet atau maling ayam yang tertangkap basah, kelihatan lebih berdosa dan bagaikan pesakitan dibandingkan dengan pengemplang uang rakyat milyaran yang tampil elegan, berdasi, dan lengkap dengan wajah tanpa dosanya (innocent).

Mungkin bagi yang masih sensitif geram menyaksikannya. Tanpa sadar kita bisa mengumpatnya dengan nada prihatin, marah atau geram. Tapi sudahkah kita sensitif dengan berbagai remeh temeh korupsi kecil – kecilan yang mungkin kerap tanpa sadar kita lakukan. Sebuah tindakan yang terkadang kita bingung, apakah ini boleh atau tidak, halal atau haram.

Menggunakan telepon kantor untuk sekedar menelpon keluarga di rumah apakah termasuk korupsi…? Mungkin bukan korupsi, tapi bisa juga korupsi. Setiap orang bekerja, selalu disertai dengan hak dan kewajiban. Apabila dalam kontrak atau surat perjanjian kerja kita tidak tercantum, bahwa menggunakan telepon kantor adalah bagian dari hak atau fasilitas, tentu saja ini sudah mengarah pada korupsi. Atau setidaknya diragukan.

Adalah Umar bin Abdul Azis, yang disebut – sebut sebagai Khulafaur Rasyidin kelima, ketika menjadi khalifah, sangat berhati – hati dalam menggunakan fasilitas negara untuk kepentingannya dan keluarganya. Suatu malam saat sang khalifah sedang mengerjakan tugasnya sebagai pemimpin negara, datang sang anak untuk menanyakan urusan pribadinya. Serta merta sang Khalifah yang sangat wara’ ini, mematikan lampu, dan menggantinya dengan lampu yang lain. Sang anak sangat terkejut, dan dengan penasaran langsung bertanya. “wahai ayah, kenapa engkau matikan lampunya…? Dengan tegas Umar bin Abdul Azis menjawab. “saat ini aku sedang mengurusi urusan pribadi dan keluargaku, dan aku tidak mau memakai fasilitas Negara!”

Begitulah Umar bin Abdul Azis. Dan mungkin sangat sulit kita temukan kembali pemimpin seperti itu. Pemimpin yang senantiasa menjaga kesucian dirinya dengan bersikap hati – hati (wara’). Saat ini kita selalu dijejali pemimpin yang mencari untung untuk kepentingan pribadinya. Pemimpin yang bertabur fasilitas negara yang tanpa ragu juga digunakan untuk kepentingan pribadi dan keluarganya. Bahkan tak sedikit yang dengan sengaja mencari dan menumpuk harta dengan cara memanfaatkan jabatannya. Dari korupsi yang terang – terangan dan kelas kakap dengan nilai milyaran, korupsi samar – samar dengan bahasa halus seperti uang pelicin, uang jalan, atau upeti. Atau mungkin korupsi yang tanpa sadar kita lakukan dengan tenang seperti memakai fasilitas kantor tanpa hak yang jelas dan tegas seperti diungkap di atas.

Saat ini memang jaman yang sangat sulit untuk membedakan antara yang hak dan yang batil. Korupsi bisa bernilai bisnis sampingan atau proyek. Bahkan, para aparat atau oknum pemerintah tidak akan asing dengan bahasa cari obyekan. Jika demikian, benarkah korupsi adalah bagian dari budaya manusia saat ini. Jika memang demikian, sudahkan peradaban kita mundur secara moral diera yang semakin moderen ini. Semoga saja tidak selama kita senantiasa melaksanakan Islam dengan baik dan menjadikan Al-Qur’an dan Hadist sebagai panduan hidup.

Dan kitapun berharap, bukan hanya korupsi besar yang diberantas dengan hasil korupsinya, seperti menangkap pelaku, menghukumnya dan mengambil kembali hasil korupsinya. Kitapun perlu meluruskan kembali dan mengubah paradigma nilai positif korupsi terselubung dengan arti yang sebenarnya. Karena inipun bisa mereduksi budaya buruk menjadi seolah – baik bahkan diterima secara bersama sebagai hal yang biasa – biasa saja. Bahkan diikuti banyak orang dan telah menjadi budaya baru.

Islam sebagai ajaran yang sempurna selalu jelas dan tegas untuk menjelaskan yang hak dan yang batil, yang halal dan yang haram. Bahkan perkara yang syubuhat atau diragukan apakah halal dan haram, Islam mengajarkan tegas, untuk bersikap hati – hati. Karena itu teladan Umar bin Abdul Azis perlu kita renungkan dan menjadi cambuk untuk menjaga dan mensucikan diri. Terutama bagi kita yang memanggul sebuah amanah, baik menjadi pejabat, pegawai atau profesi apapun.

Rasulullah SAW bersabda ‘’Barangsiapa yang menjaga dirinya dari hal-hal yang syubhat, sesungguhnya ia telah berhasil mencari kebersihan bagi agamanya dan nama baiknya sendiri.’’

(HR Bukhari dan Muslim).
Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO

Kita Semua Menunggu Hari Terakhir Hidup Kita....

Demikianlah kalimat yang pernah diucapkan oleh As-Syahid Abdul Azis Rantisi, murid As-Syahid Syekh Ahmad Yasin dan penerus kepemimpinan Hamas Sepeninggal beliau. "Tidak ada yang berbeda mati sakit jantung atau ditembak apache. Dan saya memilih mati dengan Apache..."

Sehari sebelum syahid dihantam rudal zionis Israel, beliau mengambil tabungannya selama mengajar di Universitas Islam Gaza, dan melunasi semua hutangnya termasuk memberi bantuan untuk pernikahahan sang anak. Kemudian beliau berkata, "kalaulah saat ini aku bertemu dengan Tuhanku, aku dalam keadaan bersih, saya tidak memiliki apa - apa dan tanggungan apa - apa.

Setiap manusia pasti mati. Setiap yang bernyawa pasti mati. Tapi bisakah kita menyiapkan kematian dengan cara yang indah seperti As-Syahid Rantisi...? Bertahun - tahun berjuang membela tanah airnya, Palestina dari penjajah Israel dan selalu memohon mati syahid di jalan-Nya. Dan Allah telah mengabulkan doanya, memilihnya mati dengan Apache

Tiga hari yang lalu, ketika sedang menjalani terapi herba detoksinisasi, selain mengalami efek kejut dan reaksi fisik seperti badan gemetar, pusing, perut mual dan selalu buanga air, terapi tersebut juga memberi efek "psikis-spiritual". Tiba - tiba saya merasa yakin, bahwa saya akan mati. Mati hari ini juga, detik ini. Dalam bayangan saya, malaikat Izroil tinggal mencabut nyawa saya. Tiba - tiba badan saya bergetar hebat dan tubuh saya berkeringat dingin dan menggigil. Ya Allah...sampai disinikah riwayatku...?

Dalam menit yang sama terpikir begitu banyak sekali urusan saya yang belum selesai. Belum bertobat atas segala dosa, hutang - hutang yang belum terlunasi, amal yang masih sangat sedikit dan belum tentu diterima disisi Allah, dan belum mewujudkan mimpi - mimpi yang dapat menjadi amal jariyah, menulis buku, mendirikan sekolah gratis, dan sederetan agenda yang masih menguap dalam angan. Ya Allah, aku belum sanggup menghadap-Mu. Masih sangat banyak yang belum selesai. Masih sedikit amal yang akan aku bawa untuk bertanggung jawab di hadapanMu. Dan tak sanggup aku menerima murka dan azab-Mu. Duhai Allah, berilah aku waktu. Air mata tak terasa menetes deras.

Sekitar 20-an menit saya mengalami itu. Istigfar, dan membaca doa agar diberi waktu terus meluncur dari bibir. Saya belum siap mati. Belum dan sangat belum. Malam itu saya tidak bisa tidur. Saya takut mati dan saya selalu menggerakan kaki saya, sebagai media untuk meyakinkan diri sendiri bahwa saya masih hidup. Ya Allah...Allah...Allah..

Ternyata saya belum siap menyambut kematian. Menerimanya ketika ia datang. Padahal ia ibarat pintu masuk rumah kita. Kapanpun bisa datang, suka tidak suka. Dan yang paling pasti adalah kematian. Menikah, tidak semua orang bertemu jodohnya di dunia. Memiliki anak, tidak semua pasangan bisa melahirkan anak. Rezeki, jabatan, pangkat, harta, semua orang bisa mendapatkan namun bisa juga tidak. Namun kematian, kita semua pasti mati. Pasti.

Siapkah kita menungggu hari terakhir hidup kita. Detik terakhir dan tarikan napas yang terakhir. Dan yakinkah kita, seyakin As-Syahid Rantisi yang selalu merindukan syahid selama hidupnya. Yakin telah siap dan bersih (suci) bertemu dengan Allah. Yakin semua urusan di dunia telah selesai. Urusan dengan manusia, segala macam konflik dan permusuhan dengan manusia, hutang - hutang kita, dan tentu saja segala macam dosa yang sering kita lakukan....dan kita belum sempat bertobat...

Dan janganlah kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam...
Siap...?
Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO

Sombong

Bismillahirrohmaanirrohiim

"Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat, "sujudlah kamu kepada adam" maka sujudlah mereka kecuali iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang - orang kafir" (Al-Baqaroh : 34)

Kita adalah anak cucu Adam. Mewarisi kemuliaan sebagai makhluk Allah yang diberi hak untuk menjadi khalifahNya di bumi. Kita diberi otoritas sebagia wakil Allah untuk menunaikan tugas memakmurkan bumi dan berbuat kemaslahatan. Dan sebagai seorang utusan, kitapun mempertanggungjawaban segala perbuatan kita. Lalu bagaimanakah kalau kita mengikuti jejak langkah iblis yang dikutuk dan diusir karena merasa paling baik, paling pintar, paling kaya, paling mulia dan merasa paling - paling alias sombong.

Hukum manusia tidak pernah memberikan sanksi kepada orang - orang sombong. Padahal banyak dampak negatif yang ditimbulkan akibat sebuah kesombongan. Dengan kesombongan seorang majikan bisa mencelakakan pembantunya, dengan sombong seorang pejabat bisa terjebak untuk memperkaya diri dan koripsi karena standar hidup dan gaya hidup yang tinggi. Karena sombong orang bisa berbuat sewenang - wenang.

Namun demikian hukum Allah sangat tegas terhadap orang yang sombong. Sangat banyak ayat Al-Qur'an yang menjelaskan tentang kesombongan.

"Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh , teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri" (QS. Annisa :36)

"Maka tatkala mereka bersikap sombong terhadap apa yang mereka dilarang mengerjakannya, Kami katakan kepadanya: "Jadilah kamu kera yang hina." (QS. Al-A'raf : 166)

Dan mereka semuanya (di padang Mahsyar) akan berkumpul menghadap ke hadirat Allah, lalu berkatalah orang-orang yang lemah kepada orang-orang yang sombong: "Sesungguhnya kami dahulu adalah pengikut-pengikutmu, maka dapatkah kamu menghindarkan daripada kami azab Allah (walaupun) sedikit saja? Mereka menjawab: "Seandainya Allah memberi petunjuk kepada kami, niscaya kami dapat memberi petunjuk kepadamu. Sama saja bagi kita, apakah kita mengeluh ataukah bersabar. Sekali-kali kita tidak mempunyai tempat untuk melarikan diri". Ibrahim [14:21]

Tuhan kamu adalah Tuhan Yang Maha Esa. Maka orang-orang yang tidak beriman kepada akhirat, hati mereka mengingkari (keesaan Allah), sedangkan mereka sendiri adalah orang-orang yang sombong. An-Nahl [16:22]

Tidak diragukan lagi bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa yang mereka rahasiakan dan apa yang mereka lahirkan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong. An-Nahl [16:23]

Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung. Al-Isra [17:37]

Dan apabila Kami berikan kesenangan kepada manusia niscaya berpalinglah dia: dan membelakang dengan sikap yang sombong; dan apabila dia ditimpa kesusahan niscaya dia berputus asa. Al-Isra [17:83]

kepada Fir'aun dan pembesar-pembesar kaumnya, maka mereka ini takabur dan mereka adalah orang-orang yang sombong. Al-Mumenoon [23:46]

Bahwa janganlah kamu sekalian berlaku sombong terhadapku dan datanglah kepadaku sebagai orang-orang berserah diri'". An-Naml [27:31]

Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. Luqman [31:18]

(Yaitu) orang-orang yang memperdebatkan ayat-ayat Allah tanpa alasan yang sampai kepada mereka . Amat besar kemurkaan (bagi mereka) di sisi Allah dan di sisi orang-orang yang beriman. Demikianlah Allah mengunci mati hati orang yang sombong dan sewenang-wenang.
Al-Mu'min[40:35]

(Dikatakan kepada mereka): "Masuklah kamu ke pintu-pintu neraka Jahannam, dan kamu kekal di dalamnya. Maka itulah seburuk-buruk tempat bagi orang-orang yang sombong".
Al-Mu'min [40:76]

Apakah wahyu itu diturunkan kepadanya di antara kita? Sebenarnya dia adalah seorang yang amat pendusta lagi sombong". Al-Qamar [54:25]

(Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri,
Al-Hadid [57:23]

Allah sangat membenci orang yang sombong. Karena memang sebagai makhlukNya sangat tidak pantas kita sombong. Kita ada dan terlahir karena Allah yang mengadakan dan menciptakan. Kita hidup karena Allah yang menghidupkan. Kita sehat, kaya, pintar, cantik juga karena semata - mata pemberian Allah. Lalu apa yang kita sombongkan karena tidak secuilpun yang melekat dan "menjadi milik" kita adalah kepunyaan kita...? Semuanya kepunyaanNya. Kita hanya diberi pinjaman atau dititipkan sementara waktu, dan Allah berhak dan berkuasa untuk mengambilnya kapan saja.

Demikian halnya dengan iblis. Allah sangat murka ketika iblis memberikan alasanya enggan bersujud kepada Adam karena merasa lebih baik dan mulia dibanding Adam. Lalu bagaimana kemurkaan Allah akan kita tanggung ketika Allah muak melihat kesombongan kita. Dan sangat berat azab bagi orang yang sombong

(Dikatakan kepada mereka): "Masuklah kamu ke pintu-pintu neraka Jahannam, dan kamu kekal di dalamnya. Maka itulah seburuk-buruk tempat bagi orang-orang yang sombong".
Al-Mu'min [40:76]

Banyak sekali sejarah manusia yang binasa karena sombong. Lihatlah Fir'aun, ikon kesombongan karena kekuasaan, yang mati dan diazab oleh Allah. Demikian pula Qarun ikon kesombongan karena kekayaan. Mereka semua orang - orang sombong, yang karena kesombongannya banyak berbuat kemungkaran. Karena kesombongannya dihadapan manusia bahkan Allah, mereka berakhir dengan nasib yang sangat tragis.

Memang tak ada hukum pidana/perdata bagi manusia sombong. Karena sombong adalah persoalan hati dan tingkah laku yang tidak diatur diundang - undang manapun. Undang - undang manusia tidak mengatur tindakah, tingkah laku atau akhlak manusia, apalagi yang tidak berdampak langsung bagi kenyamanan dan keamanan publik. Padahal ada keterkaitan tidak langsung antara sombong dengan tindakan zholim manusia. Akibat sombong banyak orang terperosok. Kerena punya bibit kesombongan seorang pejabat bisa masuk penjara, karena sewenang - wenang dengan kekuasaan yang dimiliknya. Karena sombong banyak para pembantu rumah tangga yang dianiaya dan disiksa.

Lalu bagaimana tindakan kita kalau mendapati orang yang sombong, apalagi yang berdampak pada perbuatan zholim atau aniaya. Kalau menunggu azab Allah. adalah sebuah keniscayaan, karena tidak ada perbuatan yang tidak dimintai pertanggungjawaban. Namun sebagai makhluk sosial, perlukan kita membuat aturan...dilarang sombong, kalau tidak denda dan masuk penjara. hehehe..

Lalu, bagusnya orang sombong diapain yah...?

Wallahu'alam
Hmmm...kalau tidak sombong silahkan baca
Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO