Featured Posts

Cash-Out Refinance For many, their homes are just not dwellings that protect them against rain, sun, and wind. But they are piggy banks, which can be used to raise some urgent money, even if the home still lays collateral...

Read more

Palm’s latest model, new handheld in a long time. Palm’s latest model, the TX, is its most ambitious new handheld in a long time. This isn’t because it’s full of cutting-edge features. It certainly is not. However, very few mid-range models have...

Read more

An image in a post Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Quisque sed felis. Aliquam sit amet felis. Mauris semper, velit semper laoreet dictum, quam diam dictum urna, nec placerat elit nisl in quam. Etiam...

Read more

Home Purchase Loan We all dream to own a home, at some point in our lives. In fact, this is a major driving force or one of the goals we have ahead while working day and night and saving a good share of the earnings every...

Read more

Selasa, 05 Januari 2010

PiNtU TaUbAt TerBukA

Ibnu al-Qaim –rahimahullâh– berkata: "Jika Allah menginginkan kebaikan pada hamba-Nya, maka Dia akan membukakan baginya pintu-pintu taubat, penyesalan, rasa bersalah, hina, membutuhkan, meminta pertolongan kepada-Nya, keinginan kembali kepada-Nya, rendah diri, berdoa, dan mendekatkan diri kepada-Nya dengan melakukan amal kebaikan. Dosa itu tidak menjadi sebab turun rahmat-Nya, hingga musuh Allah berkata: "Andai aku meninggalkannya dan tidak melakukannya." Inilah maksud dari nasehat beberapa ulama salaf: "Sesungguhnya seorang hamba melakukan dosa, kemudian dia masuk surga karenanya. Dan dia melakukan kebaikan, kemudian masuk neraka karenanya." Mereka berkata: "Bagaimana bisa demikian?" Dijawab: "Dia melakukan dosa, dan senantiasa dirinya merasa takut berbuat dosa, rindu, menangis, menyesal, dan malu kepada Tuhannya, menundukkan kepala di hadapan-Nya, dan bersikap rendah hati. Maka, dosa itu lebih bermanfaat baginya daripada ketaatan-ketaatan, dan mengantarkannya kepada kebahagiaan hingga dosa tersebut menjadi penyebab dia masuk surga."17

Sungguh Allah –dengan kemuliaan dan kebaikan-Nya– telah membuka pintu taubat, karena Dia memerintahkan untuk itu. Dia menganjurkan taubat dan berjanji untuk menerima taubat, baik dari orang-orang kafir, musyrik, munafik, murtad, penyeleweng, ateis, zhalim, dan orang-orang yang durhaka. Di bawah ini dijelaskan satu per satu di antara karunia Allah dalam membuka pintu taubat.18

1. Sesungguhnya Allah memerintahkan untuk bertaubat dalam firman-Nya surat az-Zumar ayat 55:

"Dan ikutilah sebaik-baik apa yang telah diturunkan kepadamu dari Tuhanmu sebelum datang azab kepadamu dengan tiba-tiba, sedang kamu tidak menyadarinya." (Q.S. az-Zumar : 55)

Dalam tafsirnya, Ibnu Katsir menafsirkan ayat ini: "Kembalilah kepada Allah, menyerahlah kepada-Nya. Bersegeralah untuk bertaubat, melakukan amal yang saleh sebelum datang siksa."

2. Sesungguhnya Allah berjanji untuk menerima taubat, meskipun dosa itu besar. Dia berfirman dalam surat asy-Syûrâ ayat 25:

“Dan Dialah yang menerima taubat dari hamba-hamba-Nya dan memaafkan kesalahan-kesalahan dan mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Q.S. asy-Syûrâ: 25)

3. Sesungguhnya Allah memperingatkan sikap putus asa dari rahmat-Nya. Dia berfirman dalam surat az-Zumar ayat 53:

Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (Q.S. az-Zumar : 53)

Ibnu Katsir berkata: "Ali bin Abu Thalhah dari Ibnu Abbas r.a. menafsirkan ayat ini: 'Allah menyeru –agar meminta ampun– kepada orang yang mengklaim bahwa al-Masih (Nabi Isa) adalah Allah, orang yang mengklaim bahwa al-Masih adalah anak Allah, orang yang mengklaim bahwa Uzair adalah anak Allah, orang yang mengklaim bahwa Allah itu fakir, orang yang mengklaim bahwa 'Tangan' Allah terbelenggu, dan orang yang mengklaim bahwa Allah adalah ketiga unsur dalam trinitas.'" Allah berfirman dalam surat al-Mâ'idah ayat 74:

"Maka mengapa mereka tidak bertaubat kepada Allah dan memohon ampun kepada-Nya? Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (Q.S. al-Mâ'idah : 74)

Syeikhul Islam Ibnu Taimiyah menafsirkan ayat di atas sebagai berikut: "Maksud ayat dari surat az-Zumar tersebut adalah larangan berputus asa dari rahmat Allah, meski dosa-dosa yang dilakukannya besar. Tidak diperbolehkan bagi siapapun untuk berputus asa dari rahmat Allah." Oleh karenanya, beberapa ulama salaf berkata: "Fakih yang benar-benar fakih adalah dia yang tidak membuat orang lain berputus asa dari rahmat Allah dan tidak menjerumuskannya ke dalam maksiat."

4. Sesungguhnya Allah ‘azza wa jalla membentangkan 'Tangan-Nya' di malam hari untuk menerima taubat hamba yang berbuat dosa di siang hari, dan membentangkan 'Tangan-Nya' di siang hari untuk menerima taubat hamba yang berbuat dosa di malam hari. Rasul saw. bersabda:

"Sesungguhnya Allah ‘azza wa jalla membentangkan 'Tangan-Nya' di malam hari untuk menerima taubat hamba yang berbuat dosa di siang hari, dan membentangkan 'Tangan-Nya' di siang hari untuk menerima taubat hamba yang berbuat dosa di malam hari hingga matahari terbit dari barat." (Diriwayatkan oleh Muslim)

5. Sesungguhnya Allah memberikan pahala yang besar dan menjanjikan karunia yang melimpah bagi orang bertaubat. Beberapa orang bijak berkata: "Maksiat setelah maksiat adalah balasan dari maksiat. Kebaikan setelah kebaikan adalah pahala dari kebaikan. Barangkali balasan yang disegerakan di dunia sifatnya implisit (ma’nawi)." Beberapa pemuka Bani Israil berkata: "Wahai Tuhanku! Betapa banyak aku mendurhakai-Mu, sedangkan Engkau tidak membalasku." Allah menjawab: Berapa banyak Aku membalasmu, tetapi kamu tidak tahu akan hal itu? Bukankah Aku telah mengharamkanmu dari manisnya kedekatan dengan-Ku?"
Ibnu al-Jauzi berkata: "Bagi seorang yang berakal harus berhati-hati terhadap akibat kemaksiatan. Sesungguhnya api kemaksiatan itu di bawah abu neraka. Siksa itu bisa jadi datang terlambat dan bisa jadi datang dengan segera."

6. Putus asa dari rahmat Allah. Di antara manusia ada orang yang ketika berlebihan dalam melakukan maksiat atau taubat berkali-kali kemudian melakukan dosa kembali, dia merasa putus asa dari rahmat Allah. Dia mengira bahwa dia adalah orang yang ditakdirkan dalam kesengsaraan. Kemudian dia terus-menerus melakukan dosa dan meninggalkan taubat. Ini adalah dosa besar, bisa jadi lebih besar dari sekedar dosa pertama yang dilakukannya. Karena, sesungguhnya tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Allah kecuali orang-orang kafir. Maka, hendaknya dia memperbarui taubatnya dan bersungguh-sungguh mendekat kepada Allah hingga dia merasa yakin.

7. Putus asa dari taubat para pelaku maksiat. Di antara manusia ada yang senang dengan kebaikan, nasehat, dan cinta membangun. Dia tampak bersungguh-sungguh dalam menyeru kepada para pelaku maksiat dari segala latar belakang. Ketika dia menemukan seseorang yang mengelak dari nasehat, menolak kebaikan dan terus-menerus melakukan dosa, dia merasa putus asa untuk meluruskan mereka ke jalan hidayah dan mengurangi memberi nasehat kepada mereka. Dia berpikir barangkali Allah tidak akan mengampuni mereka dan tidak akan menunjukkan mereka jalan yang benar. Berapa banyak manusia yang terus-menerus melakukan kelaliman dan kriminalitas –hingga mereka dikira akan meninggal dalam keadaan seperti itu– kemudian Allah meniupkan sepercik hidayah sehingga mereka termasuk golongan orang-orang yang mulia dan terpilih?

Umat yang kembali ke jalan kebajikan, sungguh-sungguh bertaubat dan kembali kepada Allah, maka Allah akan membuka pintu taubat bagi mereka, mengangkat derajat mereka, mengembalikan kemuliaan mereka, menyelamatkan mereka dari jurang kehancuran dan kesulitan akibat dosa yang mereka lakukan, kemungkaran yang mereka sebarkan dengan latah, kefasikan, kesyirikan, bid’ah dan hukum yang tidak Allah turunkan, dan juga akibat dari keberpihakan terhadap musuh-musuh Allah, menyelewengkan dakwah Islam, amar ma'ruf nahi munkar, dan lain sebagainya yang menyebabkan mereka pantas mendapatkan siksa dan laknat.
Jika umat tersebut bertaubat kepada Allah, maka Allah akan mengaruniakan mereka kebahagiaan hidup, memberikan mereka kekuasaan dan kekuatan, memberikan keamanan, dan memantapkan keberadaan mereka di bumi. Allah berfirman dalam surat an-Nûr ayat 55:

"Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik." (Q.S. an-Nûr : 55)

Pembaca yang budiman, amal perbuatan berjalan dan hari-hari berlalu. Umur semakin pendek dan ajal semakin dekat. Manusia tidak tahu kapan ajal menjemputnya. Seorang penyair berkata:

Anak kecil menjadi remaja dan orang tua mulai meninggal
Sebagaimana malam pergi dan sore pun tiba
Ketika malam berganti malam
Datanglah setelah itu hari yang muda
Kita pergi dan beranjak memenuhi kebutuhan kita
Dan kebutuhan orang hidup yang tidak terpenuhi

Taubat dari segala dosa wajib hukumnya dilakukan seketika, baik yang kecil maupun yang besar. Imam Nawawi –rahimahullâh– berkata: "Ulama sepakat bahwa taubat dari segala kemaksiatan wajib hukumnya dilakukan seketika. Tidak diperbolehkan menunda-nunda taubat, baik taubat dari kemaksiatan ukuran kecil maupun besar." []
Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO

♥ ♥ ♥ Merindukan ALLAH ♥ ♥ ♥

بســـــــــم الله الرحمان الرحيم
الحمد لله رب العالمين حمداً يوافى نعمه ويكافئ مزيده


اللهم صل صلاة كاملة وسلم سلاما تاما على سيدنا محمد
الذى تنحل به العقد وتنفرج به الكرب وتقضى به الحوائج
تنال به الرغائب وحسن الخواتم وسيتشقى الغمام بوجهه الكريم
وعلى آله وصحبه فى كل لمحة ونفس بعدد كل معلوم لك
- Selawat at-Tafrijiyyah / Selawat an-Nariyyah / Selawat Kamilah


اللهم أنت ربي لا إله إلا أنت خلقتني و أنا عبدك
وأنا على عهدك ووعدك ما استطعت
أعوذ بك من شر ما صنعت
أبوء لك بنعمتك على و أبوء لك بذنبي
فاغفر لي فإنه لا يغفر الذنوب إلا أنت
- Sayyidul Istighfar



الســــلام عليكم ورحمة الله وبركـــاته





"Ketika malam telah larut, alam fikiranku melayang mengembara kearah kegelapan malam, fikiranku menerawang kesebuah kuburan yang kaku, gundukan tanah merah yang dingin, perut bumi yang menjadi kediamanku kelak, didalamnya tak lain cacing dan serangga pemakan bangkai, tubuhku yang tak mampu menepis binatang yang menggerogotiku dan menjadikan tubuhku sarang dan tempat bertelur, alangkah tak berdayanya tubuh ini, sahabatku meninggalkanku, anak istriku meninggalkanku, orangtuaku meninggalkanku, semua orang yang kukenal melupakanku, mereka tak mau ikut mati bersamaku, mereka tak mau tahu lagi apa yang menimpaku dikuburku, mereka tak mau walau hanya menepiskan cacing yang menggerogoti tubuhku, mereka tak perduli lagi tubuhku membusuk sedikit demi sedikit, hingga tubuhku hancur dan berbau, hingga tubuhku menjadi tulang, lalu habis musnah menjadi tanah, kemana aku akan pergi, ruhku akan melayang memenuhi panggilan Penciptaku.


Wahai ALLAH, tak ada selainMU, Engkaulah yang akan Menepiskan semua serangga yang mendekati tubuhku, akan Engkau Jaga tubuhku yang masuk dalam perut Bumi, Engkau Mendengar jeritan hatiku yang merindukanMU, maka dengarlah Wahai yang Menciptakan harapan, wahai yang Menciptakan segala kerinduan, wahai yang Menciptakan keinginan untuk mengadu, kulontarkan kalimat yang kini hampir memecahkan kalbuku, aku tak mempunyai selainMU untuk mengadu, untuk Menolong, untuk Memberi, untuk Diharapkan, untuk bergerak, untuk bernafas, untuk berucap, untuk bersuara, untuk mendengar, untuk melihat, untuk melangkah, untuk bergerak, untuk berfikir, untuk makan, untuk minum, untuk tersenyum, untuk bergembira, untuk segala-galanya, selainMU, semua yang kumiliki, dan yang tak kumilki adalah MilikMU, tubuhku MilikMU, makananku MilikMU, semua yang kulihat MilikMU, semua yang kudengar MilikMU, semua yang kuucapkan MilikMU, semua langkahku MilikMU, setiap nafasku MilikMU, setiap detik jantungku MilikMU, perasaanku MilikMU, kerinduanku MilikMU, harapanku MilikMU, kesedihanku MilikMU, kegembiraanku MilikMU...


Alangkah indahnya wahai RABB, Karena Engkau Memilikiku, Engkau Menggenggam diriku, Engkau Mengaturku, Engkau Menjagaku, Engkau Melindungiku, Engkau Mengayomiku, Engkau Melimpahkan KelembutanMU padaku, aku merindukanMU wahai ALLAH, Engkau Memanggilku agar aku dekat kepadaMU wahai ALLAH...


Wahai yang Menciptakan cinta kasih di seluruh kalbu hambaNYA, Engkau Menghendaki aku mencintaiMU wahai ALLAH, wahai yang Menciptakan lidah saling menyebut nama-nama hambaNYA, Engkau Menghendaki aku menyebut NamaMU wahai ALLAH, wahai yang Menciptakan segala yang indah, keindahan yang terlihat dan yang tak terlihat, keindahan yang terdengar dan tak terdengar, keindahan yang terucapkan dan tak terucapkan, keindahan yang terasa dan tak dapat dirasa, keindahan yang diketahui dan yang tak diketahui, keindahan yang tersaksikan dan yang tersembunyi, semua keindahan itu berasal dari KeindahanMU wahai ALLAH, maka betapa Indahnya Engkau, betapa Lembutnya Engkau...


Maka wahai Pencipta Keindahan, wahai Pencipta Kelembutan, wahai Pencipta Kasih sayang, sebagaimana Engkau Perlihatkan keindahan yang ada pada makhlukMU, sebagaimana Engkau Perlihatkan kelembutan yang ada pada makhlukMU, sebagaimana Engkau Perlihatkan kasih sayang yang ada pada makhlukMU, maka Perlihatkan padaku KeindahanMU wahai ALLAH, Perlihatkan KelembutanMU wahai ALLAH, Perlihatkan Kasih SayangMU wahai ALLAH, walau hanya berupa harapan, walau hanya berupa sangkaan, walau hanya berupa khayalan, walau hanya berupa kerinduan, walau hanya berupa keinginan, walau hanya berupa airmata, walau hanya berupa Pemberian, walau hanya berupa lamunan, walau hanya berupa Kemudahan, walau hanya berupa Pertolongan, asalkan aku mengetahui bahwa itu datang dari KelembutanMU, datang dari Kasih SayangMU, datang dari KeindahanMU...


Alangkah kecewa hamba yang hanya memiliki harapan, hamba yang hanya memiliki khayalan, hamba yang hanya memiliki lamunan, hamba yang hanya memiliki kerinduan, hamba yang hanya ingin dekat, hamba yang hanya mendambakan kelembutan, hamba yang hanya mendambakan ayoman, hamba yang hanya mendambakan kasih sayang, sedangkan modal semua harapanku hanyalah airmata, apakah ia harus dikecewakan oleh yang Maha tak Mengecewakan...


Alangkah hancur perasaannya kalau kerinduannya ditolak oleh yang Maha tak Menolak kerinduan, alangkah berkeping-kepingnya kecintaannya, bila keinginannya untuk dekat tertolak oleh yang Maha tak Menolak hambaNYA yang ingin dekat, itu semua tak ada pada DzatMU, itu semua tak ada dalam SifatMU, itu semua tak ada pada PerbuatanMU, apalagi yang membuatku tertolak sedangkan Engkau yang Maha Menerima, apalagi yang membuatku tersingkir sedangkan Engkau yang Maha Merangkul, apalagi yang membuatku terjauhkan, sedangkan Engkaulah yang Maha Mendekatkan, salahkah aku merindukanMU, sedangkan Engkaulah yang Menciptakan kerinduanku padaMU, salahkah aku menginginkan dekat padaMU, sedangkan Engkaulah yang Menciptakan keinginanku untuk dekat kepadaMU, salahkah aku merasa tenggelam dalam Samudra KelembutanMU, sedangkan Engkaulah yang Menciptakan perasaan itu dihatiku...?


Wahai ALLAH, wahai yang Menamakan DiriNYA ALLAH, wahai yang Menginginkan NamaNYA dipanggil ALLAH, wahai yang Menginginkan lidahku memanggil DzatNYA dengan panggilan ALLAH, wahai yang Menginginkan aku mengharapkanNYA dengan mengingat Nama ALLAH, wahai yang Menciptakan lidahku bergetar menyebut Nama ALLAH, wahai yang Memberikan kemampuan pada jemariku menuliskan Nama ALLAH, maka dengan KemauanMU kusebut NamaMU ALLAH, dengan KeinginanMU kurindukan Engkau ALLAH, dengan KeinginanMU aku ingin dekat kepadaMU wahai ALLAH, salahkah aku berkeinginan, salahkah aku merindukan, salahkah aku ingin dekat, sedangkan semua getaran kalbuku itu adalah KeinginanMU wahai ALLAH?





Maka sebagaimana Engkau Jadikan cacing merangkak tanpa tangan dan kaki, maka jadikan aku merangkak kepadaMU tanpa hambatan, sebagaimana Engkau jadikan anjing najis bertasbih MensucikanMU, maka jadikan aku pendosa hina yang mendambakanMU, sebagaimana Engkau Jadikan air mengalir menjadi beku, maka Jadikan harapanku mengalir kearahMU dan membeku dipintuMU, sebagaimana Engkau Jadikan gunung batu menjadi debu, maka Jadikan seluruh kesalahanku menjadi debu dihadapan KeagunganMU, sebagaimana Engkau Jadikan bumi perkasa terinjak-injak, maka jadikan hawa nafsuku terinjak-injak kerinduanku kepadaMU...


Sebagaimana Engkau Jadikan Raja berwibawa terkalahkan dan terhinakan, maka Jadikan kesombonganku terhinakan oleh KewibawaanMU, sebagaimana Engkau Jadikan sesuatu yang bergerak menjadi diam, maka jadikan tubuhku yang bergerak berubah diam dari segala yang tak Engkau Redhai, sebagaimana Engkau Jadikan semua yang ada menjadi fana, maka jadikanlah gunung dosa ini fana dalam KelembutanMU, sebagaimana Engkau Jadikan yang tak mungkin menjadi kepastian, maka jadikan semua ketidak mungkinanku untuk dekat menjadi janji kepastian." - Nukilan indah Murabbina al-Habib Munzir ibn Fuad ibn `Abdurahman al-Musawa حفظه الله تعالى



اللهم صل على سيدنا محمد
وأنزله المنزل المقرب منك يوم القيامة
اللهم صل على روح سيدنا محمد في الأرواح
وعلى جسده في الأجساد وعلى قبره في القبور


اللهم أعنا على ذكرك وشكرك
وحسن عبادتك برحمتك يا أرحم الراحمين
ربنا لا تزغ قلوبنا بعد إذ هديتنا وهب لنا من لدنك رحمة
إنك أنت الوهاب برحمتك يا أرحم الراحمين


ربنا تقبل دعاءنا إنك أنت السميع العليم
وتب علينا إنك أنت التواب الرحيم
دعواهم فيها سبحانك اللهم وتحيتهم فيها سلام
وآخر دعواهم أن الحمد لله رب العالمين


بارك الله فيكم وجزاكم الله خير الجزاء
والله تعالى أعلم بالصواب
Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO